MashaAllah, Tabarakallah💓
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Tiba – tiba nikah,
tiba – tiba hamil, tiba – tiba melahirkan dan sekarang kamu sudah ada dihadapan
kami my sweetheart.
Ketika sudah memutuskan menjadi istri maka kamu juga sudah
memutuskan untuk siap menjadi ibu. Baik cepat maupun lambat. Siap berkorban
waktu untuk orang – orang yang akan kamu sayangi. Mmm tapi mungkin bukan
berkorban waktu, akan tetapi bersiaplah duniamu bakal teralihkan oleh mereka 😊
Iya, bersiaplah dunia kita akan tambah teralihkan ketika ia
lahir. Di sini perlu kerja sama yang kuat antara suami dan istri terlebih
ketika kita jauh dari keluarga. Awal – awal melahirkan mungkin ada yang merasa
biasa atau bahkan ada juga yang stress sendiri menghadapinya. Karena di masa
ini kita akan lebih sering ‘begadang’ dan terkadang bingung sendiri menghadapi
anak yang rewel walaupun kita sudah mempersiapkan ilmunya. Tapi percayalah
menjelang usia tiga bulan semua akan terasa lebih ringan, dan indahnya,
“duniamu masih tetap teralihkan oleh mereka” 😊.
Ketika menjadi ibu, insting alaminya akan sangat bekerja. Ia
akan sangat fokus apapun yang berkaitan dengan anaknya. Mungkin ini yang
dibilang orang segala sesuatu yang biasa ia lakukan semasa single akan sangat
berbeda ketika telah menikah terlebih ketika menjadi ibu. Karena kita akan lebih
fokus pada keluarga khususnya si kecil.
Bisa jadi ketika sedang lapar kita harus menunda untuk makan
karena si kecil yang sedang “makan” pada kita. Atau ketika ingin ke toilet, si
kecil justru ingin ‘main’ dengan kita. Di sini kita harus pintar – pintar mengambil
peran dengan pasangan.
Atau ketika kita ingin menulis sesuatu (bagi yang hobi nulis), ketika kita ingin menulis sesuatu
ia justru terbangun sehingga tulisan baru jadi
beberapa kata kita abaikan dan main dengan si kecil. Ketika ia tidur justru
kita ikut terlelap dengannya, sehingga tulisan tersebut bisa rampung berhari –
hari.
Tapi itulah indahnya berumah tangga dan menjadi orang tua.
Terkadang ketika kami trowback perjalanan sebelumnya, kami bisa saja tertawa
dan menangis haru dalam satu waktu. Bayangkan saja, untuk pengalaman perdana,
kami jauh dari keluarga, menjalani berdua. Pasang surut yang lucu sekaligus
mengesankan. Pergolakan hormon kehamilan, keinginan makan ini itu, mual muntah
yang tak bisa ditahan. Kenaikan berat badan yang luar biasa. Kebingungan calon
bapak untuk memotivasi istrinya yang kadang “bandel” sampai pendampingan ekstra
ketika akan melahirkan. Good memory with a
good man.
Sampai akhirnya dia lahir dan tangis pertamanya pecah, entah
mengapa suatu hal yang ajaib itu muncul. Semua hal yang “kurang enak” di rasa
langsung terbayar tuntas ketika kita mendekapnya penuh haru. Saya ingat detik –
detik itu dengan jelas, ketika si Bapak yang kelihatan mencoba untuk bersikap ‘tenang’
mendampingi ketika buah cinta kami lahir ia juga ikut tersenyum lega dan ada haru
(lagi) yang keluar begitu saja. Oke, kami sah mengemban amanah yang luar biasa
ini selanjutnya.
Dan akhirnya saya menjadi Ibu. Menjadi seorang ibu itu tidak
bisa saya ungkapkan dengan kata – kata. Semuanya bercampur aduk. Banyak nasehat
diterima, banyak ilmu yang dipersiapkan tapi yakinlah dengan insting alamimu.
Kamu bisa menjadi Ibu!.
Tidak perlu ada bayaran untuk menjadi ibu, sebab cukup
melihat ia tumbuh dengan sehat dalam keluarga yang sehat itu adalah sesuatu
yang sangat membahagiakan. Pertumbuhannya dari hari ke hari yang begitu pesat
harus kamu nikmati sebaik mungkin. Sebab nanti ketika ia sudah mandiri, kita
baru tersadar kalau waktu ternyata cepat berlalu. Jaga amanah itu dengan
pengarahan sebaik mungkin. Sebab ia adalah rezeki yang akan kamu pertanggung
jawabkan kelak.
Big thanks for my Lovely Husband. Sebuah kesempatan menjadi
Ibu tidak lepas dari peranmu sebagai seorang Ayah. Tetap sehat, tetap semangat,
tetap menjadi Ayah yang luar biasa untuk anak – anak kita kelak, dan tetap
menjadi nahkoda hebat untuk bahtera rumah tangga kita ini. 💖
For my little Sonya yang kata semua orang yang melihatmu
sangat mirip dengan Bapakmu, tumbuhlah dengan mengesankan. Tetaplah tersenyum,
tertawa dan berbahagialah. Kami selalu menunggu cerita – cerita menganggumkan
darimu. Usiamu 2,5 bulan tapi kebahagiaan yang kamu berikan kepada kami terasa
seperti berpuluh – puluh tahun. I love you. Jadilah anak yang memberatkan
timbangan amal kebaikan kami di akhirat kelak. Aamiin.💗
Untuk semua muslimah, yakinlah kalau kalian semua bisa
menjadi ibu! 😘
MashaAllah, Tabarakallah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar