Setelah capek jalan – jalan ke
gili Nanggu yang kurang lebih menghabiskan waktu 2 jam karena beberapa kali
dihentikan oleh aksi narsis kami berempat akhirnya kami memutuskan untuk ke
spot yang ke dua.
Sekilas info ketika masuk ke Gili
Nanggu kita akan diminta karcis sebanyak 5K per orang untuk biaya penjagaan
ekosistem Gili. Setelah sampai Gili Kedis juga ada, bagi yang sebelumnya tidak
ke Gili manapun. Kalau sudah di Gili lain tidak akan diminta bayaran apapun
untuk selanjutnya.
Gili kedis atau kedit (dalam
bahasa indonesia berarti burung) dinamakan begitu karena konon sering dijadikan sebagai tempat persinggahan
burung – burung.
Dulu sangat banyak burung yang
bertengger di gili ini, dan sekarang agak jarang karena banyakannya wisatawan
yang berdatangan. *Mungkin burung – burungnya terusik dengan kami juga ya?.
Well, kalau beruntung masih ada burung kok yang terbang di sini.
Di sini hanya dalam 10 menit kita
bisa memutari gili dengan santai. Karena gili yang berukuran kecil. Tapi
panorama disini juga tak kalah elok dengan gili yang lain. Kenapa? Karena si
Patrick benar – benar sangat banyak menghiasi bibir pantai. Selain itu, ternyata kalau diphoto dari ketinggian gili Kedis ini menyerupai bentuk hati lho *Tahunya setelah nonton MTMA di tv -.-
Di sini kami bertemu dengan
kenalan baru, dia adalah Silvia dari Switzerland. Dia menceritakan sangat
mengagumi wisata yang ada di Lombok dan senang dengan keramahan suku pribuminya, saya pun jadi malu *ehh.
Untuk sewa snorkling di kenakan
biaya 75K oleh penjaga pantai. Tapi beruntungnya kami, sudah di kasi diskon
harga untuk menjelajahi 2 gili kami pun “tak tahu malu” untuk meminjam
peralatan snorkling bapaknya. Untung saja bapaknya baik hati tidak sombong dan
rajin menabung untuk anak istri sehingga kami diperbolehkan meminjamnya sampai puas.
Tadinya peralatan snorkling tadi mau dipakai untuk narsis
saja, tapi lama – kelamaan akhirnya benar – benar nyemplung lihat
keanekaragaman bawah laut gili Kedis yang juga indah.
“Kita bisa berteman dengan siapa
saja dalam hidup ini. Tapi jadikan dirimu sebagai ikan dilautan. Ia tetap tawar
walalupun disekelilingnya asin”
“Jangan takut untuk mengenal
orang baru dalam hidup ini, karena mungkin kita bisa mendapatkan pengetahuan
lain yang bermanfaat dari mereka”