Welcome to Adelaide Tuan Soni dan Nyonya Desi π
Di tahun kedua suami kuliah akhirnya dia tidak single lagi (*kata teman - teman suami di Adelaide). South Australia, merupakan salah satu tempat yang homyy banget buat pasangan suami istri yang kuliah.
Sampai di Adelaide pada akhir Februari masih dalam suasana Summer (musim panas). Beruntungnya suhu tertinggi terjadi pada seminggu sebelum kedatangan. Katanya cuaca bisa sampai 40an ͒C kalau lagi musim panas di sini.
Waktu itu, kami dijemput oleh dua orang pasangan muda juga, yang berasal dari Jawa Timur dan ternyata menjadi tetangga kami seberang parkiran di sini π. Ternyata lagi, mereka telah membuat sedikit acara makan - makan kecil di salah satu rumah kontrakan mahasiswa Indonesia (anak Lombok semua) di area Croydon untuk menyambut kedatangan kami. (Bakal ingat terus dengan mereka π).
Kebanyakan yang hadir adalah orang Lombok yang kuliah dan ada juga yang menjadi Permanent Residance di Adelaide. Alhamdulillah, mereka menjadi salah satu keluarga baru kami di sini.
Oya, kompleks untuk orang Indonesia di sini ada 3 area yang saya tahu. Memang selebihnya ada juga di daerah lain. Pertama di daerah Tonsley, biasanya orang - orang yang kuliah di University of Flinders tinggal di sini. Kemudian ada daerah Mile End, yang tinggal di sini kebanyakan orang - orang yang berkuliah di University of South Australia (UNISA) dan University of Adelaide. Dan yang akan kami tempati untuk satu tahun kedepan dari awal datang kesini adalah kompleks Kurralta City Beach (KCB) Apartment. Kebanyakan di KCB ini adalah para mahasiswa di University of Adelaide. Daerahnya cukup strategis karena berada di tengah - tengah antara Tonsley dan Mile End.
Jangan takut untuk yang muslim, karena di masing - masing daerah ini setiap minggunya ada pengajian umum Bapak - Bapak (Availble untuk calon Bapak juga) dan Annisa (untuk Ibu maupun calon Ibu π ).
Kemudian setiap bulan ada juga pengajian yang di lakukan oleh salah satu lembaga resmi yang bernama Masyarakat Islam Indonesia Australia Selatan (MIIAS), untuk lebih jelasnya bisa buka akun FB, IG atau Vlog MIIAS yah.
Untuk biaya hidup, Adelaide tergolong yang paling murah di antara wilayah yang lain di Australia. Kemudian untuk menghemat biaya makan ada beberapa alternatif pilihan belanja, yaitu seperti mendatangi City Market setiap hari sabtu siang (Terkenal dengan waktunya $1 "One Dollar). Di sini bisa dapat anggur satu keranjang dengan $1 itu. Rata - rata banting harga. Kemudian ada lagi yang di sebut Sunday Market menjual bahan makanan dan perabot lain dengan harga relatif murah.
Ada juga swalayan yang biasanya di datangi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lainnya. Oya, rata - rata di sini menggunakan mesin untuk model pembayarannya. Tapi jangan takut ada juga yang manual kok.
Transportasi di sini cukup baik. Ada bus dan Tram yang paling favorit. Untuk naiknya bisa menggunakan Metro Card yang bisa dibeli dibeberapa toko yang memiliki tulisan Metro Card. Ada untuk pelajar, mahasiswa dan general. Sekali tap kartu, bisa gratis untuk dua jam kedepannya. Selain itu ada juga Tram yang gratis dinaiki untuk wilayah kota, akan tetapi ngetap lagi kalau keluar di area kota tersebut. Oya, jangan lupa ketika turun dari Bus untuk mengatakan "thanks" dan sejenisnya ke driver yah (Sudah menjadi budaya keramah - tamahan di kota kecil ini π).
Untuk tempat wisata, di setiap musim ada wisata tersendiri juga di sini lho. Seperti saat Autumn bisa ke Mount Lofty atau Handorf, kemudian pada Winter di Adelaide tidak ada snow (kadang - kadang turun di Mount Lofty sih, tapi tidak tebal), jadi kalau mau main salju harus mendatangi wilayah pegunungan Melbourne ataupun Canberra, Untuk Spring hampir semua tempat akan berbunga indah.
Tinggal di Adelaide memiliki arti tersendiri bagi kami. Banyak pelajaran yang bisa kami ambil hikmahnya di sini. Semoga kami bisa memberikan kontribusi yang lebih untuk Indonesia.